Francis Bacon, seorang pelopor dan empiris filsafat modern, berpendapat bahwa metode induksi harus diadopsi sebagai metode ilmiah standar. Memang, sains dan induksi tidak dapat dipisahkan. Sains memperoleh hukum-hukum umum dari hasil observasi dan eksperimen. Namun, ada masalah krusial dengan induksi.
Pada abad ke-17, Orang-orang Eropa mengira semua angsa di dunia itu berwarna putih. Namun, kalaupun ada puluhan atau ratusan ribu angsa berwarna putih, jika ada walaupun satu angsa berwarna hitam, maka proposisi “semua angsa itu putih” adalah belum tentu benar.
Ketika ditemukan nya angsa berwarna hitam di Australia, hal ini langsung mematahkan pendapat angsa itu putih yang sudah diadopsi bertahun-tahun.
Betrand Russell membuat analogi serupa. Setiap pagi petani memanggil dan memberi makan kalkun yang dibelinya dari pasar. Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan, hampir setahun berlalu.
Kalkun-kalkun tersebut mengira mereka akan mendapatkan makanan setiap pagi. Hingga suatu hari, ketika petani memanggil mereka,
Para kalkun berlari untuk mendapatkan makanan, tetapi tidak ada makanan. Karena ini hari Thanksgiving, dan kalkun tersebut malah dimasak dan disajikan di atas meja.
Analogi diatas adalah salah satu analogi dengan metode induksi.
Dalam sains, kita mengenal ada dua metodologi untuk menyimpulkan pengetahuan. Deduksi adalah metode menyimpulkan fakta individu dari hukum umum, dan induksi, sebaliknya, metode menyimpulkan hukum umum dari fakta-fakta yang bersifat individu.
Metode deduksi yang khas adalah silogisme. Dari premis "Semua manusia mati" dan premis "Socrates adalah manusia", kita sampai pada kesimpulan bahwa "Socrates itu fana". Artinya, hal tersebut menyimpulkan fakta individu dari hukum umum.
Induksi adalah kebalikannya. Dari fakta bahwa Socrates mati, Plato mati, Aristoteles mati, Kant mati, kita bisa mendapatkan kesimpulan bahwa "setiap orang mati". Artinya, kita memperoleh hukum umum dari fakta individu.
Kisah angsa hitam dan kalkun menunjukkan bahwa tidak ada hukum umum yang dapat disimpulkan dari kasus individu dengan kepastian 100%. Tetapi sebagian besar hukum ilmiah disimpulkan melalui induksi. Oleh karena itu, hukum ilmiah tidak dapat dikatakan 100% pasti.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar